Sempitnya lapangan pekerjaan dan mahalnya biaya pendidikan mendorong para orangtua memilih Sekolah Tinggi Akuntasi Negara (STAN) sebagai solusi mengantarkan anaknya ke gerbang menghadapi peluang kerja di masa depan.
Orangtua peserta ujian masuk STAN Karmila asal Bekasi, Sutono mengatakan, STAN memberikan jaminan pekerjaan setelah lulus. Selain itu, biaya pendidikannya juga murah dibandingkan dengan biaya di perguruan tinggi lain.
"Karena masa depan cerah dan setelah kuliah pasti mendapat kerja. STAN tidak menarik biaya masuk, kalau pun nanti dikenai biaya tidak semahal seperti saat masuk ke perguruan tinggi lainnya. Di Jakarta, lulusan S1 dan S2 banyak yang menganggur. Itu saja menghabiskan banyak biaya tapi enggak kerja juga dan jadi pengangguran," ujar Sutono kepada okezone, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/7/2008).
Untuk mengatarkan anak tercintanya supaya tidak telat mengikuti tes seleksi ini, dia mengaku rela berangkat dari Bekasi sebelum subuh. "Saya sejak Subuh sudah berada di sini. Selain menghindari antrean panjang, datang lebih awal lebih baik," katanya.
Hal ini dilakukannya sebagai bentuk dukungan moral kepada anaknya supaya lebih semangat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan petugas seleksi."Supaya anak saya tetap semangat dengan saya antar," tuturnya.
Seperti diketahui pada tahun ajaran 2008/2009, STAN hanya menerima 4.000 mahasiswa di mana lokasi ujian seleksinya tersebar di sejumlah daerah. Berdasarkan pantauan okezone, peserta seleksi masuk STAN yang diselenggarakan di Istora Senayan, ratusan peserta terlihat memenuhi stadion itu. Mereka datang dari berbagai daerah di Jabodetabek
Orangtua peserta ujian masuk STAN Karmila asal Bekasi, Sutono mengatakan, STAN memberikan jaminan pekerjaan setelah lulus. Selain itu, biaya pendidikannya juga murah dibandingkan dengan biaya di perguruan tinggi lain.
"Karena masa depan cerah dan setelah kuliah pasti mendapat kerja. STAN tidak menarik biaya masuk, kalau pun nanti dikenai biaya tidak semahal seperti saat masuk ke perguruan tinggi lainnya. Di Jakarta, lulusan S1 dan S2 banyak yang menganggur. Itu saja menghabiskan banyak biaya tapi enggak kerja juga dan jadi pengangguran," ujar Sutono kepada okezone, di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/7/2008).
Untuk mengatarkan anak tercintanya supaya tidak telat mengikuti tes seleksi ini, dia mengaku rela berangkat dari Bekasi sebelum subuh. "Saya sejak Subuh sudah berada di sini. Selain menghindari antrean panjang, datang lebih awal lebih baik," katanya.
Hal ini dilakukannya sebagai bentuk dukungan moral kepada anaknya supaya lebih semangat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan petugas seleksi."Supaya anak saya tetap semangat dengan saya antar," tuturnya.
Seperti diketahui pada tahun ajaran 2008/2009, STAN hanya menerima 4.000 mahasiswa di mana lokasi ujian seleksinya tersebar di sejumlah daerah. Berdasarkan pantauan okezone, peserta seleksi masuk STAN yang diselenggarakan di Istora Senayan, ratusan peserta terlihat memenuhi stadion itu. Mereka datang dari berbagai daerah di Jabodetabek
sumber : okezone.com
No comments:
Post a Comment