Tak dapat dipungkiri, selama 2008 Wall Street adalah penyumbang berita terheboh menyusul silih bergantinya perusahaan-perusahaan yang bernaung di bursa saham itu yang kolaps atau nyaris ambruk.
Berikut kabar paling banyak menghiasi halaman utama suratkabar di AS:
1. Gejolak Wall Street
Anjloknya harga perumahan di AS dan melonjaknya jumlah sekuritas mortgage yang terdevaluasi, yang menjadi penggerak utama mesin uang Wall Street. Sebelum sektor perumahan ambruk, perbankan menjual sekuritas itu dan meraup fee. Tapi setelah sektor itu ambruk, perbankan memegang sekuritas itu yang nilainya sudah anjlok.
Kabar mengejutkan lainnya adalah bangkrutnya Lehman Brothers yang kemudian memicu rumors bank-bank lainnya akan ikut menyusul, yang belakangan rumors itu banyak terbukti.
Washington Mutual Inc., dengan aset US$ 307 miliar, ambruk pada September, kejatuhan bank terbesar dalam sejarah AS. Berikutnya adalah Merrill Lynch yang butuh bantuan setelah harga sahamnya merosot drastis, yang akhirnya setuju untuk dibeli oleh Bank of America Corp. Menyusul kemudian Wachovia Corp. yang setuju dibeli Wells Fargo & Co. Masalah serupa juga dialami bank investasi Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley yang kemudian berubah menjadi bank komersial.
Tak kalah heboh adalah keputusan pemerintah AS yang memberikan pinjaman US$ 150 miliar kepada perusahaan asuransi American International Group Inc. (AIG). Pemerintah AS juga mengambil alih raksasa mortgage Fannie Mae dan Freddie Mac. Pada akhir November, pemerintah AS menyuntikkan dana US$ 20 miliar kepada Citigroup Inc., setelah raksasa keuangan ini mengalami rugi hingga miliaran dolar AS.
2. Petaka di real estat
Setelah mengalami penurunan penjualan dan dibelit kredit bermasalah sejak beberapa tahun terakhir, sektor real estat selama 2008 mengalami tekanan yang kian berat. Harga rumah terus melemah, jumlah kredit bermasalah makin membubung. Bahkan selama November harga rumah menyentuh level terendah.
“Kami tak melihat adanya kemajuan sejak bulan lalu dalam hal penjualan rumah baru,” kata David Crowe, ekonom di The National Association of Home Builders.
Menurut dia, faktor lain yang ikut menyumbang pada kejatuhan penjualan rumah baru dan lama adalah meningkatnya jumlah penganggur.
3. Kongres setujui bailout US$ 700 miliar
Kabar heboh dari sektor keuangan adalah pengumuman dari pemerintahan Bush yang menyatakan bahwa sektor finansial mendapat dana talangan sebesar US$ 700 miliar setelah mendapat persetujuan dari Kongres.
Menkeu Henry Paulson mengatakan kucuran tahap pertama dana bailout itu akan diinvestasikan secara langsung ke perbankan dan lembaga pembiayaan.
Dalam dua bulan, Depkeu telah mengalokasikan US$ 350 miliar ke perbankan, perusahaan asuransi dan otomotif (General Motors dan Chrysler LLC). Pada akhir Desember, Paulson meminta Kongres untuk kucuran tahap kedua.
4. Perekonomian dunia memburuk
Dalam menghadapi krisis ekonomi saat ini, sepertinya hampir tak ada negara di dunia yang kebal, seperti Mongolia yang kelimpungan menghadapi kejatuhan sector perbankan. Argentina terpaksa menasionalisasi dana pensiun. Islandia juga dihantam oleh ambruknya tiga bank utama negeri itu dan nilai mata uang mereka juga jatuh. Jepang dan mayoritas negara Eropa terjerumus ke jurang resesi. Ekspor China merosot pada November dengan kejatuhan paling parah dalam tujuh tahun. Dan ketika harga minyak di bawah US$ 40 per barel, sejumlah eksportir minyak seperti Rusia, Venezuela dan Iran kelabakan.
5. Harga minyak melonjak, kemudian anjlok
Harga minyak mentah dunia melesat menjadi US$ 147 per barel pada Juli yang akhirnya mengubah kebiasaan warga AS yang biasanya boros energi. Dengan tingginya harga BBM, tingkat hunian transportasi missal melonjak ke level tertinggi dalam 25 tahun, sementara penggunaan kendaraan bermotor anjlok hampir 5%.
Tapi kemudian krisis keuangan global mengubah segalanya, kecuali kebiasaan irit warga AS tetap berlangsung, harga minyak jatuh lebih dari 50% mulai awal Oktober hingga akhir November, sehingga mengundang tanya apakah kebiasaan warga AS itu akan kembali ke selera asal ketika harga minyak sudah stabil rendah?
6. Harga saham jatuh secara global
Ketika kecemasan pasar semakin menjadi-jadi pada September dan pasar kredit kian seret, harga saham berguguran di sejumlah bursa saham, mulai dari Hong Kong hingga Meksiko. Bahkan otoritas bursa Rusia sampai menutup bursa saham untuk meredam kepanikan akibat memburuknya ekonomi dunia.
7. Bailout Raksasa Detroit
Hingga November, penjualan sejumlah pabrikan mobil AS melorot sekitar 16%. Akibatnya, General Motors Corp. dan Chrysler LLC meminta dana talangan dan mendapat janji pinjaman dari Washington senilai US$ 17,4 miliar, sedangkan Ford Motor Co. menyatakan tidak membutuhkan pinjaman dari pemerintah.
8. Harga pangan melonjak
Saat harga jagung, bahan bakar dan gandum melonjak musim panas lalu (Juli), rakyat AS untuk pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir terbelit inflasi pangan. Departemen Pertanian AS memprediksikan harga pangan akan naik 5% hingga 6% tahun ini, dibandingkan dengan rata-rata kenaikan tahunan 2,5% selama 15 tahun terakhir. Kenaikan itu kemudian melemah pada Oktober dan November, namun harganya belum melorot drastis seperti yang dialami harga minyak mentah.
9. Penipuan investasi Madoff Ponzi
Bernard Madoff adalah mantan pimpinan Nasdaq, yang berhasil meraup keuntungan 7% hingga 9% ketika kondisi pasar normal dan aksi penipuan investasi Madoff itu merupakan misteri bagi Wall Street selama hampir 20 tahun. Berdasarkan penyelidikan, Madoff berhasil menipu para investor hingga US$ 50 miliar.
dikutip dari : inilah.com
No comments:
Post a Comment