Pages

17 October 2012

Dingatkan

 Yah namanya juga manusia, tempatnya salah dan lupa. Tapi jangan dijadikan alasan untuk kita terus melakukan kesalahan dan melakukan pembelaan karena sifat dasar manusia yang lupa.
Lantas hubungannya dengan artikel ini apa ?
Ya sedikit curhat di blog pribadi saya ini, maklum lah ya. Ini blog bukan untuk kepentingan siapapun atau golongan manapun melainkan hanya catatan kecil pribadi saya saja.
Cerita ini mengisahkan tentang bagaimana kecewanya saya sebagai mahasiswa akan nilai yang didapatkan pada semester 6 kemarin.
Selama ini di kelas, saya dikenal sebagai siswa yang biasa saja bahkan tergolong mahasiswa yang malas. Ya wajar saja saya dikenal mahasiswa yang malas, hhe karena memang saya jarang dikelas alias bolos dan suka titip absen kepada teman saya yang rajin. Waduh parah ya, mohon kalo yang baca ini jangan ditiru. Sebagai generasi muda yang dijuluki sebagai calon penerus bang
sa selayaknya jangan sampai seperti saya ini, malas untuk belajar dan kuliah. Dan percaya tidak percaya, selama 3 tahun saya berkuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung ini saya tergolong jarang sekali mencatat materi kuliah. Bahkan sampai sekarang pun saya tidak mempunyai catatan kuliah. Ah parah ketika saya ingat-ingat lagi tentang bagaimana saya menjalanai kuliah di sini.
Sekarang saya sudah memasuki awal semester 7, hmm 2 semester lagi menjelang masa kehidupan sebenarnya tiba. Ya saya bersyukur meskipun telat dalam menyadari bagaimana salahnya saya dalam menjalani kuliah ini namun tidak ada salahnya bukan ketika di 2 semester akhir ini saya berniat memperbaiki diri saya. Baik secara personal, cara belajar, dan bagaimana menghadapi kenyataan-kenyataan hidup ke depan.
Lalu ko bisa sadar? Ada angin apakah ? ah sebuah pertanyaan yang menggelitik bagi saya ketika orang lain menanyakan hal tersebut. Oke deh boleh saja, hhe.
Ya meskipun dikenal sebagai siswa yang malas, jarang dikelas, suka titip absen, dan tidak suka mencatat materi kuliah namun ketika ditanya tentang nilai toh nilai saya tidak terlalu memalukan bahkan tergolong cukup lah untuk modal lulus kelak. Kalo ga salah ingat ya rincian nilai saya sebagai berikut :
SemesterIP
13,3
23,4
33,5
43,6
53,4
62,8
Total IPK3,48
Melihat nilai tersebut, banyak teman-teman yang seolah tidak percaya dengan nilai yang saya dapatkan. Ya maklum lah, siapa juga yang memperhatikan saya. Dan dikelas saya tergolong bukan siswa yang aktif menjawab perntayaan-pertanyaan dosen. Hhe males ah, nanti saja pas ujian pikir saya.
Ah dan karena saya juga tergolong yang tidak siap ketika mendapat nilai yang diharapkan, maka setelah mengambil kartu hasil studi di semester 6 kemarin. Seperti tersambar petir dan menusuk sampai hati yang paling dalam (lebai) mendapat IP 2, sekian. Ah rasanya menyesal, aneh, dan tidak percaya akan nilai tersebut. Mendadak saya banyak terdiam memikirkan apa sebenarnya yang terjadi dalam diri saya. Saya coba analisa ringan tentang apa yang terjadi dalam diri saya. Kenapa ya kira-kira ?
Apakah karena saya terlalu asyik di himpunan ? memang pada saat tersebut saya sedang menjabat sebagai sekretaris jenderal HIMATTEKS STTT.
Apakah karena memang sedang mengalami kejenuhan kuliah ?  karena memang yang saya rasakan semester 6 kemarin adalah tidak terlalu betah di kelas dan selalu ingin jalan-jalan bersama teman.
Dan ini lah yang paling koyol.
Apakah gara-gara putus cinta ?haha masa sih ? segitunya? Ya memang disemester ini saya baru saja mengakhiri hubungan dengan salah satu wanita yang saya sayangi (sebut saja mawar hhe) karena keterbatasan waktu tau sibuk masing-masing. J halah jadi curcol ini.
Apakah karena tidak cocok dengan dosen ? ah ini sih alasan tidak amsuk akal karena ada perpustakaan tekstil yang lengkap? Hayo loh alasan yang paling tidak bisa diterima.
Semua alasan alasan itu mungkin ada benarnya juga, namun itu hanya akan menambah penyesalan saja dan tidak akan memperbaiki keadaan. Hanya menguras energy dan  emosi. Yang penting adalah sisi baik dari sadarnya saya akan kuliah ini adalah bagaimana kasih sayang Tuhan ALLAH SWT kepada saya. ALLAH memberikan peringatan kepada saya agar jangan terlalu terlena dibuai oleh nilai yang bagus. Padahal dalam islam juga prose situ merupakan bagian terpenting dalam sebuah system.
Dalam konsep islam juga memang mewajibkan kita dalam melakukan tahapan proses harus sesuai norma dan syariat islam. Dalam pemenuhan hasil dari proses tersebut itu tergantung dari rizki masing-masing. Ya intinya kita tidak boleh menghalalkan segala cara demi mencapai sebuah tujuan, subhanallah, konsep islam ini telah ada sejak jaman Rasulullah Muhammad SAW pada abad ke 7 M.
Lho ? emang saya salah ? emang saya ujian nyontek ? emang saya menghalalkan segala cara?
Oh tentu tidak saudaraku yang membaca ini. Saya bukan mahasiswa seperti itu, Alhamdulillah. Namun ada hal-hal kecil yang mungkin kita lupakan. Seperti ketika dosen menerangkan sedangkan mahasiswa tidak memperhatikan ? salah kan ? dosen sudah menulis di papan tulis dan mahasiswa tidak mencatat ? bukankah itu tidak menghargai ?
Ini mungkin teguran Allah kepada saya untuk memperbaiki kualitas hidup saya sebagai mahasiswa.
Saya percaya ujian ini bertujuan untuk meningkatkan derajat saya sebagai hamba Allah. Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang salalu dalam kasih Allah. Amin
Jazakumullah. Terima kasih telah membaca coretan kecil saya. Keep Do the Best in ur Way !

No comments: