Pages

20 June 2009

Pasang tanda produk buatan indonesia dong.doc

Tahun 2009 sembilan merupakan tahun yang termasuk istimewa bagi bangsa indonesia karena di tahun tersebut seluruh rakyat akan memilih wakilnya di parlemen dan akan memilih presiden untuk periode 2009-2014. Dalam setiap pemilihan pastinya akan diselenggarakan kampanye untuk memberitahukan visi dan misi seorang calon. Nah ketika saya dengar semua calon membela rakyat kecil dan akan memperkuat ekonomi dalam negri ini yang membuat saya ingin sekali memberi masukan atau pendapat yang mungkin saja bagi sebagian orang sepele tapi penting juga kalau dilaksanakan.
Saya ingin berpartisipasi bagi pembangunan bangsa tapi saya sadar tidak mungkin bagi seorang remaja saya melakukan tindakan seperti para pelaku usaha. Nah saya ingin dalah hal kecil untuk membeli produk-produk dalam negeri alias lokal. Dengan bangsa indonesia mandiri dan membeli produk lokal nanti imbasnya pasti kembali ke bangsa indonesia sendiri.
Tapi ada kendala untuk saya. Saya bingung dengan barang-barang yang ada di toko. Saya tidak bisa membedakan mana yang asli indonesia, lisensi, atau bahkan semuanya berasal dari luar negerinya. Kalua boleh usul dalam rangka memberdayakan kembali slogan “aku cinta produk indonesia” maka di setiap produk tersebut dicantumkan slogan tersebut. Atau kalau susah ya diberikan tanda bendera merah putih atau apa lah terserah bagaimana tim kreatif perusahaan tersebut memiliki tanda yagn mampu menggambarkan itu produk asli indonesia. Barang kali ada barcodenya tapi untuk orang awam seperti saya masih susah untuk membedakannya. Apa lagi yang di plosok desa mungkin tambah bingung. Terlebih lagi orang kita sepertinya lebih gemar memakai istilah english. Mungkin katanya lebih keren tapi kalau buat saya malah lebih bangga dengan bahasa sendiri bahasa indonesia.
Gimana tuh pemerintah, saya sih orang biasa Cuma bisa usul saja. Cuma bisa kasih suara lewat tulisan blog ini. Mau usul kemana saya tidak tahu mesti kemana.

“saya cinta produk indonesia”

14 June 2009

AMBALAT YANG SEDANG “DIINTIP” TETANGGA

Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu, saya hanya seorang pelajar SMA yang ingin menyuarakan isi hati saya kepada halayak publik yang membaca artikel saya ini. Akhir-akhir ini ketika saya melihat tayangan televisi berita entah tidak tahu apa yang saya rasakan. Mungkin bagi sebagian pelajar seperti saya mempunyai perasaan yang sama. Perasaan yang ironis ketika melihat kedaulatan kita dicabik-cabik oleh bangsa yang mengaku serumpun dengan kita itu. Ya itulah kasus ambalat yang sedang memanas akhir-akhir ini. Beberapa kali kapal perang malaysia dengan lancang tanpa berkata punten atau permisi bahasa lembutnya memasuki wilayah ambalat. Mereka mengklaim ambalat merupakan wilayah mereka. Inilah yang membuat saya tertarik untuk menulis artikel ini.

Bukannya ikut-ikutan meramaikan konflik tapi memang sikap provokasi negara kecil tetangga sebelah itulah yang membuat saya sedikit geram dan mengerutkan dahi. Istilahnya dalam bahasa jawa sih “iku negara kuh ngeyel pisan trus wong-wonge bisa maca peta beli sih, masa bli weru bates negarae dewek”. Maaf ya saya menggunakan bahasa daerah karena memnag saya berasal dari daerah tetapi tetap bangga akan bangsa indonesia dan siap untuk mempertahankan wilayah NKRI sekalipun saya harus berkorban.

Akankah kedaulatan kita terus diinjak-injak oleh negara sebelah itu ?....... jangan sampai ini menjadi peristiwa yang dianggap biasa saja. Sebenarnya bukan kasus ini saja yang membuat saya geram, mulai dari penyiksaan TKI kita, pergeseran patok perbatasan, dan sampai kepada kasus Manohara. Ah ingin rasanya saya mengumpat kata-kata, tapi saya sadar telah menjadi penduduk negara yang besar seperti indonesia yang tentunya masih menghormati negara lain.

Kembali ke ambalat. Padahal kapal TNI kita sudah memperingatkan kapal malaysia utnuk tidak melewati ambalat, tapi ya dasar sudah ngeyel mau diapakan lagi. Nah ini juga yang membuat saya hawatir dengan bangsa ini, sudah sekian kali dilecehkan tetapi tidak ada tindakan yang menggambarkan ketegasan dan kewibawaan sebuah bangsa yang besar. Saya tidak mengatakan pemerintah kita tidak bertindak loh. Saya akui pemerintah sudah bertindak dengan cara diplomasi. Tapi ko’ saya tetap ragu. Sudah jelas kita sedang berhadapan dengan negara yang ngeyel.

Kalo boleh usul sih Ambalat itu harga mati, tak ada dialog atau bahkan ke mahkamah internasional. Haram hukumnya bagi kita. Terus kobarkan semangat untuk mempertahankan ambalat.

Jika masih saja ngeyel kita boleh lah menggunakan cara berperang. Banyak orang yang meragukan kemampuan TNI kita untuk bisa memenangkan peperangan tersebut tapi tidak untuk saya ! siapa takut ?.. optimis dan yakin kita bisa, mereka menembak satu peluru kita balas dengan satu rudal !!! jika TNI kekurangan personel kami siap membantu. Bayangkan saja 200juta penduduk jika perlu kita seberangakan lewat hutan kalimantan. Intinya kita bangsa indonesia akan bersatu mempertahankan wilayah kita walau sejengkal tanahpun.

LESAKKAN DALAM DADA TEKAD ITU SAUDARAKU BANGSA INDONESIA !!

05 June 2009

Malaysia Susupi Ambalat Karena Tahu Indonesia Lemah


Hery Winarno - detikNews

Jakarta
- Krisis Ambalat muncul lagi setelah sempat ramai pada tahun 2005 dan 2007 lalu. Berkali-kali armada perang Malaysia memasuki perairan di Kaltim ini. Hal itu terjadi karena kekurangan kita sendiri.

"Persoalan Ambalat karena pertahanan kita lemah. Malaysia tahu betul kita lemah makanya dia berani macam-macam," ujar pengamat militer dari LIPI Jaleswari Pramodhawardani dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (4/6/2009).

Menurut dia, lemahnya pertahanan kita disebabkan karena minimnya anggaran pertahanan kita selama ini.

"Lihat saja armada kapal perang kita, sudah banyak yang tua dan jumlahnya sangat sedikit bila dibandingkan dengan Malaysia," terang perempuan ini.

Namun ketika dibandingkan dengan kasus Sipadan dan Ligitan, Jaleswari mengatakan posisi kita saat ini lebih kuat.

"Ini beda, sekarang lebih jelas statusnya di Indonesia dan diurus segala macam. Posisi kita lebih kuat," tandas Jaleswari.

04 June 2009

Fachmi Moctar: Masak Lampu Taman Lebih Terang dari Matahari?

Sabtu, 30 Mei 2009 - 16:34 wib

Andina Meryani - Okezone


SUKABUMI - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku tak habis pikir atas sikap masyarakat Indonesia, yang banyak tidak percaya Tuhan.

Itulah yang dilontarkan Fahmi, saat memaparkan materi dalam Outing dan Sarasehan Wartawan PLN Tahun 2009, di Situ Gunung Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (30/5/2009).

Rasa keherannya ini disimpulkan dari sikap masyarakat yang lebih percaya akan lampu ketimbang cahaya matahari. Pasalnya, di siang hari masih banyak yang menyalakan lampu padahal suasana langit sudah terang benderang.

"Saya lihat banyak masyarakat yang tidak percaya Tuhan. Buktinya, siang-siang saja lampu taman masih menyala. Seperti lampu tamannya lebih terang dari sinar matahari," candanya.

Disebutkannya, pemakaian listrik oleh konsumen Indonesia masih cenderung konsumtif dan tidak efisien. Di sisi lain rata-rata pertumbuhan penjulan energi per tahun sebesar 6,8 persen, menunjukan kemampuan suplai yang masih rendah. (rhs)